SEJARAH
TERBENTUKNYA PELA - ADIK-KAKAK AMALOHI-SILALOU DI PULAU SERAM KABUPTEN
MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU
By
Marcus, F.
Pessireron
Di Nunusaku
hiduplah dua orang laki-laki yakni moyang Silalou dan moyang Amalohi, (nama
hindu) (menurut fersi ceritera ini bahwa kedua orang ini berasal dari
satu genealogis, teritorial, bahasa, satu adat-istiadat dan budaya. Kata
Amalohi terdiri atas dua suku kata, memiliki pengertian, AMA artinya,
bapak (masculin), dan LOHI, Artinya, saudara. Jadi
Amalohi adalah saudara laki-laki dari bapak atau dapat disebut bapak punya adik
atau kakak laki-laki (brother of the father or the
father had a younger brother or a brother). Sedangkan
Silalou terdiri atas dua suku kata memiliki pengertian, SILA artinya,
perwakilan ketua marga atau klen, dan LOU artinya,
berkumpul bersama saudara. Jadi Silalou artinya, berkumpul bersama saudara
pimpinan klen (Soa) sebagai perwakilan atas marga (clan leaders gathered basudara seabagai clan representation).
Di ceriterakan
bahwa di Nunusaku terjadilah kekacawan antar suku Wemale dan Alune
mengakibatkan migrasi antar suku-suku tersebut. Penyebab perpecahan itu
tidak disebutkan dengan jelas namun ada beberapa hal yang diduga adalah Pertama, peperaqngan
antar suku. Apabila ada suku yang ditaklukan dengan wilayah-wilayah
kekuasaannya, maka yang menang akan menjadi pemimpin (kepala) atas
beberapa suku yang ada. Kedua, Pemukiman semakin
sempit diikuti dengan pertambahan jumlah penduduk. Orang-orang naulu dari
kedua suku yang menempati Nunusaku di Pulau Seram ini terpencar dan mencari
tempat yang di rasahkan aman untuk berlindung. Dari peristiwa tersebut temasuk
moyang Silalou dan Amalohi juga melakukan migrasi mencari wilayah yang
dirasahkan aman dari serangan suku Wemale yang sewaktu-waktu menyerang dan
memancung kepala orang yang dijumpainya. Dalam perjalanan mencari tempat yang
dirasahkan aman kedua moyang tersebut tibalah mereka dipesisir pantai seram
Barat daerah sekitar wilaya sungai Tala. Kedua orang itu, karena merasa haus
pergi mencari air untuk munum, namaun sebelum pergi moyang Silalou telah
menikam tombaknya diatas tanah sebagai tanda (nanaku) agar
kedua orang tersebut tidak kehilangan (jalan) jejak untuk
kembali ketemapt awalnya. Keduanya bersama-sama pergi mencari air tetapi tidak
menemukan, akhirnya moyang Amalohi menikam tombak ditanah maka keluarlah mata
air. Dari peristiwa tersebut mereka menamakan tempat itu Watanhatai
; (water of life) air kehidupan. (Air
tersebut menjadi suatu sungai kecil dan sampai saat ini masih mengelir/hidup.
Tidak ada kepala air/ hulu sungai Watanhatai tetapi diduga air tersebut keluar
dari tengah-tengah negeri tempat dimana moyang menikam tombak itu). Setelah
mendapatkan air keduanya kembali mengambil tombak ditempat dimana moyang
Silalou menikamnya. Ternyata setelah tibah di tempat tersebut di temukan bahwa
tombak itu sudah bertumbuh dan mengelurkan tunas (bud). Sekarang
tunas itu sudah bertumbuh menjadi suatu pohon kayu yang besar dan hidup
sampai saat ini. Pohon tesebut bagi masyarakat setempat di namakan pohon kayu
Gupasa. (tidak dijelaskan berapa lama perjalanan kedua orang itu
mencari air sehingga begitu kembali tombak itu sudah bertumbuh).
Menurut ceritera
dari tua-tua adat setempat Sepa dan Kamarian di tempat bertumbuhnya tombak itu
terjadilah pertukaran (exchange) senjata perang yakni pedang
dan tombak antar moyang Silalou dan moyang Amalohi, Silalou (giving machetes Amalohi fathers and vice
versa Amalohi provide fathers with machetes and spears to Silalou) Silalou
memberikan parang kepada moyang Amalohi dan sebaliknya Amalohi memberikan
parang dan tombak kepada moyang Silalou. Alasan pertukaran itu
adalah, Pertama sebagai ikatan persaudaraan antar
adik dan kakak (Silalou kakak dan Amalohi adik). Kedua, karena
tombak moyang Silalou sudah bertumbuh di wilayah yang akan di kuasai oleh
moyang Amalohi. Perpisahan kedua moyang Silalou dan Amalohi terjadi suatu
tempat yang bernama Waikain. Kata Waikain dalam bahasa adat masyarakat setempat
Wai artinya air (mata) dan Kain artinya adik. Jadi adik
menangis karena telah berpisah dengan kakaknya (dalam peristiwa itu
tidak dijelaskan pada abad keberapa perpisahan itu terjadi).
Tujuan dari
perpisahan itu adalah untuk memperluas wilayah kekuasaan. Moyang Amalohi
memperluas wilayah kekuasaannya ke bagian barat sedangkan Silalou ke selatan.
Sudah cukup lama moyang Amalohi dan Silalou berpisah dan tidak peranah
berjumpa. Pada suatu ketika terjadilah perang saudara diantara
orang-orang Alune karena merebut wilayah kekuasaan. Pada saat
terjadi peperangan moyang Amalohi dan Silalou juga terlibat di dalanya. (tidak
ada kejelasan tahun berapa peperangan itu terjadi). Namun
akibat peperangan itu banyak sekali jatuh korban jiwa di kedua bela pihak.
Untuk menggurangi korban jiwa akhirnya keputusan diambil bahwa yang berperang
hanya kapitan dengan kapitan. Namun dalam peperangan itu tidak ada yang menang
dan tidak ada yang kalah, karena kedua moyang ini sama-sama memilki kekuatan
dan ilmu yang sama, bahkan memiliki tombak dan parang yang sama. Akhirnya kedua
moyang mengakhiri peperangan bersepakat untuk berunding dan mengangkat satu
perjanjian atau sumpa yang di kenal dengan perjanjian Nalahatai (negotiate
and raised an agreement or sumpa also known by its agreement Nalahatai).
Adapun isi
perjanjian Nalahatai yaitu ; (The content of the agreement Nalahatai)
- Tidak
ada terjadi pertumpahan darah diantara (adik dan kakak) Silalou
dan Amalohi, (there is no war going on between Amalohi and Silalou).
- Larang
untuk tiadak melakukan kegiatan panas pela (Prohibition does
not conduct heat pela)
- Tidak
saling mengawini antar Amalohi-Silalou (Do not marry each
other between Amalohi and Silalou).
- Tolong-menolong
dalam suka dan duka (Please help in any distress).
- Saling
menghargai dan menghormati dalam setiap perbedaan (Mutual respect and honor in
every difference).
- Menciptakan
kedamain untuk kesejateraan bersama (Creating peace for
the benefit and welfare together).
- Saling
mengasihi dan menyayagi sebagai adik dan kakak (Mutual love and
affection between brothers and sisters).
Kegiatan panas pela antara Silalou dan Amalohi tidak pernah dilakukan
seperti negeri-negeri adat lain yang memiliki hubungan pela. Larangan tersebut
telah diikat dengan sumpah adat, bahwa apabila dilakukan panas pela maka
ada korban jiwa dari kedua belah pihak yakni satu anak laki-laki
dari kapitang Amalohi dan satu anak laki dari Silalou. Hal ini secara
turun-temurun di ceriterakan terus menerus-menerus dari generasi-kegenersi
hingga saat ini. Untuk menandai sumpah dan janji itu dipotong jari tangan
kiri (cut finger left hand). (menurut filosofi dari
masyarakat setempat bahwa tangan kiri karena jantung kita terletak
di sebelah kiri. Sebelah kiri menunjukan bahwa saudara
itu selalu dekat dengan jantong hati. Ada sapaan-sapaan khusus kepada saudara seperti
mari jua jantong hati e….e…). Darahnya diambil dari kedua
orang tersebut di campurkan dengan air rotan, ujung pedang/parang dan tombak
dicelup kedalam wadah batu yang berisih darah kemudian di minum secara
bersama-sama.
Lewat peristiwa
inilah maka terjadilah hubungan pela antar Kamarian dengan Sepa. Hubungan
kekerabatan dan persaudaraan yang semakin erat antar kedua bela pihak terjadi
dengan sapaan-sapaan khusus seperti Kamarian memanggil Silalou sebagai kakak
dan Silalou menyapa Amalohi adik. Hubungan persaudaraan adik dan kakak ini juga
di ikat dengan larangan-larang tertentu seperti telah di implementasikan dalam
isi perjanjian Nalahatai di atas. Pela sebagai suatu dinamika sosial
masayarakat yang telah diikat dengan prinsip-prinsip dasar menjadi semen
peradaban, estestis moralitas, dari pranata sosial budaya saling
menghargai dan menghormati sebagai bentuk dari suatu komitmen moral bersama.
Dasar sedimentasi ikatan interaksi akan menjadi modal sosial atau saling
percaya diantara kelompok-kelompok sosial khusus Sepa dan Kamarian.
Hal itu dapat kita
dengar dari filosofi orang Silalou dan Amalohi, (cut the nails of
flavors in the meat broken sago salempeng in two flavors beta Ale flavor), Falsafah
pohon sagu sangat populis, bahwa Sagu sebagai makanan pokok orang Ambon yang
juga melahirkan pemikran-pemikiran filosofi seperti, hidup orang
basudara Ale Rasa Beta Rasa, Potong Di Kuku Rasa Di Daging, Sagu Salepeng Di
Pata Dua, artinya kehidupan orang basudara adik dan kakak atau kehidupan
keluarga atau kekerabatan, harus saling memberi atau membagi, menghargai dan
menghormati, mengasihi dan menyayangi dalam suka dan duka. Filosofi ini terkait
erat dengan budaya pela gandong dan ini senantiasa dipegang oleh
orang Ambon atau Maluku dimana kakinya berpijak.
Rasa solidaritas
sosial organik semakin tinggi karena memiliki ikatan-ikatan primodialisme yang
ada sejak dahulu kala dari Nunusaku. Hal ini dapat di analogikan dengan papeda (sagu) banding
Makassar kapurung terlengket (batali) kuat antar adik
dan kakak memiliki rasa solidaritas sebagai ikatan batin yang kental dari
manusia putih seperti sari pati (isi sagu yang putih). Beta manusia
sagu yang putih adalah tipe manusia berhati suci, mulia, luhur, bersih, teguh,
jujur, tulus, (tidak munafik), iklas, terbuka, dapat
dipercaya, arif, dan tidak bercela dimata dirinya sendiri, sesama, maupun
dunai. bagaikan pohon sagu yang bertumbu dan berkembang dimana-mana.
Demikianlah uraian singakat hubungan pela Sepa dan Kamarian. Semoga
berguna dan bermafaat begi anak cucu Negeri Amalohi dan Silalou
tercinta.
AMALOHI-SILALOU
+ komentar + 3 komentar
Saya sangat setuju dengan penulisan anda namun secara ilmiah semestinya anda banyak melakukan riset terkait dengan segala tulisan-tulisan yang anda tuangkan dalam blog anda sendiri. Tetap semangat dan terus tekun meneliti dan rajinlah menulis. Sukses selalu untuk anda.
Saya sarankan untuk anda sebagai seorang ilmuan dan pemikir, usulkan kepada pemerintah Daerah anda agar negeri-negeri adat yang memiliki hubungan pela-gandong agar setiap lima tahun dilakukan panas pela dan panas gandong, untuk mengentalkan ikatan solidaritas sosial budaya anak negeri Indonesia dan Maluku secara khusus demi untuk mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sukses kepada anda selalu.
Saya mendukung anda selalu untuk tetap menulis di blog anda. Berkarya terus dengan pengembangan ilmu yang anda miliki demi untuk perkembangan dan kemajuan sebuah ilmu pengetahuan. Tetap semangat dan selalu sukses buat anda.
Posting Komentar